Membangun Rumah Tangga Dan Keterikatan Hati
Sesungguhnya pengaruh yang paling besar dalam hal tersebut bagi pribadi maupun masyarakat adalah membangun rumah tangga dan konsekuensi dalam menjalankan segala haq dalam urusan rumah tangga, dengan hikmah Allah SWT menjadikan keluarga sebagai tempat kembali yang mulia, yang didalamnya kehidupan manusia baik laki-laki maupun perempuan diatur, menetap, dan merasa senang di dalamnya. Allah SWT Yang Maha Suci nama-nama -Nya, berfirman di dalam Al-Qur’an sebagai penguat bagi hamba-hamba -Nya:
Kita tahu
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara
Aku tak peduli
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari
Aku tidak peduli meski dibulan tak berbulan sekalipun
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di serambi taman surga
Aku tak peduli
bila langit menggulung mendungnya
dan menghujam bumi dengan ribuan bintik
lalu laut mengamuk menyapu karang yang tegar
tanah terkuak menenggelamkan harapan-harapan besar
dan akhirnya tuhan menyeru kepada malaikat maut
untuk bertebaran menyayat ribuan jiwa
Selelah apapun mataku mencari wujudmu
selelah apapun telinga meraba udara mencari suaramu
selelah apapun kaki berjalan, mengukir jejak mengejar bayangmu
apapun yang kau lakukan
bagaimanapun kau menolaknya
cinta akan tetap berada disana
menunggumu mengakui keberadaannya
kau dan aku tahu itu
Kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
Sesungguhnya pengaruh yang paling besar dalam hal tersebut bagi pribadi maupun masyarakat adalah membangun rumah tangga dan konsekuensi dalam menjalankan segala haq dalam urusan rumah tangga, dengan hikmah Allah SWT menjadikan keluarga sebagai tempat kembali yang mulia, yang didalamnya kehidupan manusia baik laki-laki maupun perempuan diatur, menetap, dan merasa senang di dalamnya. Allah SWT Yang Maha Suci nama-nama -Nya, berfirman di dalam Al-Qur’an sebagai penguat bagi hamba-hamba -Nya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan -Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan -Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”(Ar Ruum:21)
Ya, 'supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya”, bukan “supaya tinggal bersamanya”, ungkapan tersebut sebagai penguat makna istiqror (tinggal) dalam hal perilaku, perasaan tenang, terwujudnya kedamaian dan ketenangan, dan hal-hal yang semakna dengannya. Sehingga setiap pasangan akan saling menemukan ketenangan dari pasangannya ketika merasa gundah, dan muka yang manis ketika merasa sempit.
Sesungguhnya pondasi dari keterikatan suami istri adalah kebersamaan dan saling mendampingi dalam kebersamaan mewujudkan kasih sayang, perasaan senang dan saling mengasihi. Dan keterikatan seperti inilah yang merupakan keterikatan yang sangat kokoh tanpa batas waktu, seperti hubungan seseorang dengan dirinya sendiri. Allah SWT menjelaskan kepada kita di dalam kitabnya:
Sesungguhnya pondasi dari keterikatan suami istri adalah kebersamaan dan saling mendampingi dalam kebersamaan mewujudkan kasih sayang, perasaan senang dan saling mengasihi. Dan keterikatan seperti inilah yang merupakan keterikatan yang sangat kokoh tanpa batas waktu, seperti hubungan seseorang dengan dirinya sendiri. Allah SWT menjelaskan kepada kita di dalam kitabnya:
“...mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka....”al-Baqarah: 187
Lebih dari itu, ikatan ini merupakan persiapan untuk pendidikan putra putri dan mengurusi pertumbuhan mereka yang tidak akan mungkin terwujud melainkan dibawah asuhan ibu yang penuh kasih sayang dan ayah yang berungguh-sungguh dalam berkerja. Keadaan manakah yang lebih suci lagi mulia dari suasana keluarga yang mulia seperti ini?
Santai Sejenak Hilangkan Kepenatan |
Akuilah
Cinta
Kita tahu
kita percaya
bahwa rasa itu tumbuh sekian lama
dan bernaung di dalam hati
menunggu detik agar mewujudkanya
menjadi kata, kalimat, lalu suara
Aku tak peduli
bila ruang harus menyekat cinta
dan aku mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di ujung hari
Aku tidak peduli meski dibulan tak berbulan sekalipun
ruang masih saja menyekat cinta
dan aku masih saja mencoba menyeru kepada detik
agar temukan kita di serambi taman surga
Aku tak peduli
bila langit menggulung mendungnya
dan menghujam bumi dengan ribuan bintik
lalu laut mengamuk menyapu karang yang tegar
tanah terkuak menenggelamkan harapan-harapan besar
dan akhirnya tuhan menyeru kepada malaikat maut
untuk bertebaran menyayat ribuan jiwa
Selelah apapun mataku mencari wujudmu
selelah apapun telinga meraba udara mencari suaramu
selelah apapun kaki berjalan, mengukir jejak mengejar bayangmu
apapun yang kau lakukan
bagaimanapun kau menolaknya
cinta akan tetap berada disana
menunggumu mengakui keberadaannya
kau dan aku tahu itu
Kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
Pekalongan, 2 Maret 2013 (16 Tahun Yang lalu)
Selamat Jalan Adikku
Adikku...
Aku tak
mungkin lelah ‘tuk mendengar keluhmu
Aku tak
mungkin kuasa ‘tuk menolak pintamu
(Meski
ku ta’ sempat menamai putrimu seperti pintamu)
Tapi kau.....
Kau
merasa kokoh...kau merasa kuat...
‘tuk menyangga beban yang kian sarat...
Bahkan
sampai ajal menjemput kau tetap tersenyum
(Dengan
senyum khasmu itu...)
Jujur
aku tak sanggup dan tak bisa terima ini...
Tapi
jika itu memang yang terbaik untukmu aku ikhlas
Selamat
jalan Adikku...
Papahan tangan
lemah ku ini dan Do’aku yang lirih ini menghatar tidurmu yang panjang
(....bersama
Ayah kita bersama Anakmu, keponakan kami...)
Insya
Allah kau sahid adikku.....
Apunilah
dosa mereka yaa Allah...
Amien...
Pekalongan
23 September 2014
Untuk
Adik dan keponakanku