- Back to Home »
- ISLAM »
- Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa
Posted by : omalie
Jumat, 22 Februari 2013
Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Adalah orang sebelum kalian, ada yang pernah membunuh Sembilan puluh Sembilan nyawa. Maka dirinya
bertanya kepada orang-orang disekitarnya, siapa orang yang paling alim di muka bumi, lantas dirinya di tunjukan kepada seorang rahib (ahli ibadah). Ia pun mendatanginya, lalu ia menceritakan kepadanya, bahwa dirinya pernah membunuh Sembilan puluh Sembilan nyawa, apakah masih ada pintu taubat?! Rahib tersebut spontan menjawab: "Tidak ada taubat bagimu". Lalu rahib tersebut pun di bunuhnya, sehingga genap menjadi seratus nyawa, jiwa yang telah di bunuhnya.
Kemudian ia bertanya kembali siapa orang yang paling alim di muka bumi, maka dirinya di kasih tahu untuk mendatangi seorang yang berilmu. Iapun menceritakan bahwa dirinya telah membunuh seratus orang, lalu bertanya apakah masih ada taubat? Orang alim tersebut menjawab: "Ya, pintu taubat masih terbuka untukmu. Tidak ada yang menghalangi dirimu untuk taubat?! Tapi engkau harus pergi ke negeri ini dan itu, karena sesungguhnya di sana para penduduknya senang menyembah Allah Ta'ala, beribadahlah bersama mereka, dan jangan sekali-kali kamu kembali ke negerimu, karena negerimu adalah negeri yang buruk".
Orang tersebut lalu pergi menuju negeri yang di nasehatkan oleh orang alim itu, sehingga ketika sampai di tengah jalan, ajal datang menjemputnya, maka malaikat rahmat dan malaikat adzab berselisih. Malaikat rahmat berkata: "Dia telah datang dalam keadaan bertaubat dan hatinya condong untuk kembali kepada Allah Ta'ala". Malaikat adzab tidak mau kalah, ia mengatakan: "Sesungguhnya dia tidak pernah mengerjakan amal kebajikan sedikitpun".
Maka datanglah kepada mereka seorang malaikat yang menyerupai sosok manusia, untuk menghukumi atas mereka semua. Malaikat tersebut mengatakan: "Ukurlah jarak antara kedua negeri tersebut, mana jarak keduanya yang paling dekat dengannya, maka itu untuknya". Para malaikat tersebut mengukur dan mendapati bahwa dirinya sudah dekat dengan negeri yang menjadi tujuannya, sehingga ruhnya di bawa oleh malaikat rahmat.
Hadits ini shahih di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.